1. Merdeka Virtual Dance Festival
2. Webinar MVDF#2
3. Merdeka Virtual Dance Festival
Pada tanggal 17 – 18 Agustus yang lalu, Merdeka Virtual Dance Festival (MVDF) menggelar kegiatan kali keduanya setelah setahun yang silam berhasil menyajikan kegiatan serupa. Kegiatan kali ini tidak jauh bebeda dengan kegiatan sebelumnya, yakni mempertunjukan karya tari koreografer muda secara virtual. Di tahun lalu, MVDF hanya menrekrut koreografer muda selingkup Jawa Timur, sedangkan pada tahun ini merekrut koreografer muda dari berbagai propinsi di Indonesia. Selain itu, di tahun lalu menyajikan karya sebanyak 21 karya tari, pada tahun ini hanya menyajikan 13 karya tari.
Gagasan awal terselenggaranya kegiatan ini, merupakan sebuah reaksi dari situasi pademi covid 19 yang pada saat itu benar-benar memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat secara umum. Tidak bisa dihindari pula, bagi masyarakat pertunjukan pun mengalami hal serupa. Kegiatan-kegiatan mulai dari proses kreatif (penciptaan), dialog, hingga pementasan sulit sekali atau bahkan nyaris tidak bisa dilakukan. Hal ini disebabkan adanya anjuran pemerintah untuk melakukan seluruh kegiatan sehari-hari di dalam rumah. Dampaknya, seluruh pekerja seni (tari) merasa tidak produktif, dan bahkan merasa terpasung untuk menyalurkan gagasan kreatifnya.
Dari fenomena inilah MVDF di lahirkan dengan tujuan untuk menciptakan ruang pertunjukan agar dapat dimanfaatkan oleh pelaku seni pertunjukan terutama tari. Dengan dilahirkannya ruang ini diharapkan dapat membongkar tersumbatnya akses dalam berproses kreatif.
Sebagai salah satu platform ruang pertunjukan virtual, MVDF mengangkat kata Merdeka sebagai identitas wajahnya.
Kata Merdeka dalam hal ini, pertama bermakna bahwa kegiatan ini akan selalu dilaksanakan tepat pada HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diperingati secara berkala dan berkelanjutan. Kedua, sebagai motivasi arah setiap penyelenggaraan kegiatan yang dapat dimaknai sebagai semangat kebebasan dari ketergantungan yang pada akhirnya dapat melahirkan orsinalitas (kemurnian) dalam berkarakter.
Untuk menyemarakkan kegiatan MVDF#2 (Merdeka Virtual Dance Festival ke-2) yang baru lalu, beberapa kegiatan dilakukan diantaranya: dialog live instagram, podcast, Webinar, dan pertunjukan tari virtual. Kegiatan dialog live instagram dan podcast bertujuan untuk membuka ruang komunikasi antara koreografer muda sebagai pelaku kesenian dengan kalayak. Kegiatan dialog live instagram dilakukan sebanyak dua kali masing-masing dihadirkan 2 narasumber, yakni: Maharani Dhinda, S.Pd. seorang Putri Tari Inteljensia Jawa Timur 2021 dan Endryana Prameswari seorang First Putri Jawa Timur 2020 yang dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2021. Sedangkan hari kedua dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2921 dengan menghadirkan Frans Deko Saputra seorang koreografer muda dari Bengkulu, dan Sella Ayu Aprilina seorang sarjana pertanian yang juga seorang koreografer dari mataram NTB. Adapun kegiatan podcast yang diselenggarakan pada 7 Agustus, juga menghadirkan 2 nara sumber yang tidak kalah menariknya, yakni: Dian Nova Saputa (Dian Bokir sebutan akrabnya) seorang penari sekaligus koreografer dari Jawa Timur dan Santi Pratiwi, S.Pd.,M.Sn. juga merupakan seorang penari sekaligus koreografer dari Jawa Timur.
Berikut kegiatan webinar yang memiliki tujuan untuk membahas persoalan-persoalan kekinian dalam perkembangan koreografi saat ini, mengangkat sebuah tema “Koreografi Virtual di Era Pandemi”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2021 dan dimoderatori oleh Sekar Alit, S.Pd., M.Sn seorang koreografer muda dari Jawa Timur. Dalam webinar ini disajikan 4 orang nara sumber yang memiliki pengalaman dalam bidang koreografi, yakni: Dr. Nurwahidah Ida El Bahra,S.Pd.,M.Hum. dari Makasar, Muhamad Nursyam atau yang sering dipanggil Mancu dari Medan (Sumara Utara), Yudi Tankcer dari Tanjungpinang Kepulauan Riau, dan Puri Senja Apriliani, S.Pd. dari Jawa Timur.
Puncak kegiatan MVDF#2 tepatnya pada tanggal 17 dan 18 Agustus 2021, disajikan 13 karya tari ciptaan koreogafer muda dari berbagai daerah di nusantara, diantaranya:
- “Kiwa Tengen” karya Ni Putu Sri Desy Ekayanthi, S.Sn. dari Bali
- “DHRA” karya Antari Dewi Ranjani dari Jawa Barat;
- “Kerontang” karya Winarto Ekram, S.Sn. dari Jawa Timur
- “UTKARSA” karya Suryana, S.Sn. dari Kepulauan Riau
- “Bersatu Jaya” karya Rhajeng Puspita Yuniarvi, S.Pd. dari Lombok
- “SASAPAKI” karya Codri R. Lawendatu dari Sulawesi Utara
- “Melebuk Bui” karya Frans Deko Saputra, S.I.Kom. dari Bengkulu
- “Freedom” karya Regita Ayu Aprinindrasari dari Jawa Timur
- “Mandor” karya Elsi Sastia, S.Pd. dari Kalimantan Barat
- “Mawas” karya Beni Saputra, S.Pd. dari Lampung
- “Due Sejiwa” karya Sella Ayu Aprilina, S.Tp. dari Nusa Tenggara Barat
- “Merdeka yang Hakiki” karya Sujadi dari Sumatra Utara; dan
- “Satya Lambari” karya Maharani Dhinda, S.Pd. dari Jawa Timur
Pemrakarsa dari MVDF#2 ini adalah Citra Puspita Paramesti dan Aseti DPD Jawa Timur yang didukung segenap Aseti (Asosiasi Seniman Tari Indonesia) baik Pusat maupun Daerah se-Indonesia. Adapun tema kegiatan kali ini difokuskan pada usaha untuk membangun jejaring baik antar anggota dan institusi Aseti se Indonesia maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini penting dilakukan dalam rangka memperkokoh keberadaan Aseti sebagai lembaga yang ingin mewujudkan kesetaraan profesi dengan profesi bidang lain. Oleh karenanya kegiatan MVDF#2 kali ini lebih memiliki makna sebagai ruang untuk membangun sinergitas antar anggota, masyarakat, dan institusi. (pepenk)