SATU DASA WARSA FESTIVAL TO BERRU

Perdagangan rempah sejak masa lampau terbukti telah menggerakkan sejarah dan kebudayaan. Keberadaannya tidak hanya sebagai komoditi dagang, tetapi juga membangun pergaulan budaya antar bangsa dari berbagai masyarakat di dunia.

Lalu ditampilkan episode kedatangan etnis baru lainnya ke Tanete. Kedatangan  Bangsa Portugis yang jauh mengembara mengejar sumber-sumber rempah. Ditandai dengan  alunan musik ala Portugis. Pedagang Portugis memberikan cendera mata berupa ornament penari seperti bandana kaindan celemek kepada penari putri, Penari putra diberi topi koboi dan lainnya.

Tanete tidak saja makin memikat perhatian Melayu dan Jawa tetapi juga pedagang Portugis. Hingga pada separuh abad ke-16 setelah pedagang Portugis diberi izin tinggal pada sebuah kampung. Penduduk setempat menyebut orang Portugis itu dalam logat Bugis; “Parengki atau Paranggi ”, sehingga ada kampung orang Portugis di Tanete yang dikenal dengan nama kampung Laparengki satu daerah yang terletak di daerah hulu Sungai Lajari.

Puncak dramatisasi Teater ini terjadi saat suasana kedatangan Putri Johor dan rombongan. Dentingan petikan dawai Gambusuk Ogi, Gambus Bugis dan tabuhan gendang, rebana menyambut orang Melayu yang datang dalam jumlah yang besar. Ternyata mereka datang bersama Putri Johor menumpangi Kapal Panca. Suasana suka cita dipertunjukkan oleh penari menanggapi kedatangan Putri Johor dan rombongan. Inilah gelombang kedua migrasi orang Melayu ke Tanete yang langsung dipimpin seorang Tuan Putri Johor. Tentu saja kedatangan Sang Putri Johor dan rombongannya diterima dengan baik,  malah juga langsung diberi izin untuk menetap di Tanete. Pada mereka diberi tanah untuk dijadikan wilayah kerajaan. Kerajaan itu yang kemudian dikenal dengan nama Pancana.

Kerajaan pancana diberi kedudukan sebagai kerajaan bawahan atau palili Tanete. Kuasa Tanete kemudian mendudukkan pula Puteri Johor itu sebagai Raja pertamanya. Demikianlah hingga Pancana dikenal sebagai tempat bermukimnya orang Melayu di Barru. Mereka itulah leluhur dari Colliq Pujie, perempuan cerdas, ulet dan berkarakter kuat yang dikenal sebagai penyalin 300,000an larik larik puitik beraksara lontara dengan arahan Benyamin M Matthes.

Teater Tari Passiajingeng, kekerabatan, menjadi mozaik narasi sejarah dan budaya to Berru. Sebuah monumen karya kesenian berbasis sejarah, akulturasi multikultur Bugis, Melayu, Jawa, Portugis, pada selang masa yang menjadi simpul budaya Maritim di jalur rempah pada zamannya.

Pemaparan Teater Tari kolosal berdurasi 45 menit dengan 60 penari ini sungguh tampil eksotik, unik, kreatif dan inovatif. Penghargaan patut disematkan pada pertunjukan yang di dukung oleh Program Budaya Indonesiana.

Tamamaung Januari 2022

TEATER TARI  “PASSIAJINGENG” 
Kekerabatan di jalur rempah

Sutradara                  : Nasdir Rafli
Penata Tari		: Muhammad Agung
Narator 		        : Faisal Yunus
Penata Musik 	: Fadhil RM.
Penata Artistik 	: Supriadi
Penata Busana 	: Hasdar, Andri Shacarouf
Penari dan Pemusik dari :
Sanggar Bolong Ringgi,  Sanggar To Berru, Sanggar Kreatif, Pinisi Art, Spensa Art, Sanggar Colliq PujiE.
Photografi		: Alex

Aseti Magz Edisi April 22

SATU DASA WARSA FESTIVAL TO BERRU

Perdagangan rempah sejak masa lampau terbukti telah menggerakkan sejarah dan kebudayaan. Keberadaannya tidak hanya sebagai komoditi dagang, tetapi juga membangun

Baca »
Aseti Magz Edisi April 22

TARI LULO ANAWAI

Saat ini tarian Lulo biasa ditampilkan untuk memeriahkan acara pernikahan, kenduri, ulang tahun dan acara acara kebahagiaan lainnya untuk menghibur

Baca »
No more to show