STAGE – Seni Pertunjukan Anak Negeri

STAGE – Seni Pertunjukan Anak Negeri merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf bersama ASETI (Asosiasi Seniman Tari Indonesia) untuk memberikan pelatihan SDM ekonomi kreatif dalam subsektor seni pertunjukan.

Pada kesempatan sesi pertama, narasumber pertama yang menyampaikan materinya adalah Anti (Agustina Rochyanti), beliau menyampaikan tentang bagaimana Tari dapat menjadi ikon sebuah Desa Wisata – terfokus pada segala aspek yang dapat menarik minat wisatawan yang mungkin jarang ditawarkan oleh lokasi-lokasi wisata lainnya. Pada dasarnya Desa Wisata jelas memiliki target yaitu wisatawan atau pengunjung dapat menikmati daya tarik yang ditawarkan melalui potensi wisata yang mudah, aman, dan nyaman. Dimana wisatawan dapat membaur dengan masyarakat dan mengalami secara langsung pengalaman baru dan mendapatkan sesuatu yang bisa dijadikan kenangan dan buah tangan. Tari menjadi salah satu pemantik daya tarik wisatawan dan bisa dijadikan salah satu produk yang unik dan menjadi identitas Desa Wisata. Dengan begitu juga bisa menjadi kepemilikan wisatawan dalam pengalamannya yang akan teringat dari perjalanan wisatanya. Tari yang dijadikan sebagai ikon Desa Wisata ini juga bisa menjadi salah satu ikon terunggul yang akan memanjakan kenyamanan wisatawan dan menjadi salah satu pemantik budaya yang dicari oleh wisatawan.

Narasumber kedua yaitu Rini Widiastuti, S. Sn., M. Hum. menyampaikan materi yang lebih terfokus pada sebuah daya tarik seni pertunjukan yang disajikan dalam Desa Wisata, kemasan produk tarinya harus sesuai dengan tujuan dan lokasi wisata. Sangat diperlukan pemahaman dan kepekaan dalam memilih dan mewujudkan sebuah kemasan produk tari yang akan disajikan kepada wisatawan, bisa jadi seperti social dance yang dapat mengajak wisatawan untuk menari bersama dan mendapatkan pengalaman tubuh dari tari yang diajarkan oleh para penari ataupun dari euforia yang terjadi pada saat pementasan tari.

Kelompok Gunung Kidul – Judul tari Arak-arakan. (Dok. Maharani ICA, 2022)

Narasumber ketiga yaitu Boedhi Pramono selaku seorang musisi yang fokus terhadap penggarapan musik tari banyak memaparkan tentang bagaimana seni pertunjukan dapat menawarkan bentuk karya yang dinikmati oleh rasa dan mata. Pola inovatif menjadikan tari sebagai ikon unggul yang memiliki daya tarik tanpa menghilangkan esensi. Daya kreativitas yang dimiliki para seniman untuk memasukan ekonomi desa perlu diolah dan terus dilakukan, tapi harus menyadari bahwa jangan sampai kreativitas yang dihadirkan justru menghilangkan esensi tradisi atau budaya asli yang ada. Setelah kreatif, selanjutnya adalah praktis; yaitu bagaimana memberdayakan sumber yang ada dengan semaksimal mungkin, dapat dihadirkan di berbagai tempat dan berbagai kesempatan, juga tentang pengemasan (dalam hal ini adalah durasi, cerita, busana, dll), yang terakhir adalah konsumtif; yaitu bagaimana seni pertunjukan yang ditawarkan dapat mudah dinikmati oleh berbagai kalangan dari para wisatawan yang hadir dalam Desa Wisata.

Setelah pemaparan materi dari ketiga narasumber, masuk kepada sesi kedua yaitu dari 50 peserta yang hadir terbagi menjadi 3 kelompok: Kelompok Gunung Kidul, Kelompok PSTB dengan nama Bantul 1, dan Kelompok Desa Kaki Langit dengan nama Bantul 2. masing-masing kelompok dimentori oleh para narasumber, namun dari setiap mentor juga tetap saling membantu ketiga kelompok tersebut secara bergantian. Pembagian kelompok ini mulai menuju bagaimana setiap kelompok mengolah kesenian tari tradisi dan budaya yang berkembang di wilayah masing-masing untuk dapat dijadikan sebuah produk tari baru.

Masing-masing kelompok memutuskan sumber acuan dari kesenian ataupun kebudayaan yang ada dalam wilayahnya untuk diolah dan dikembangkan dalam pelatihan STAGE ini. Kelompok Gunung Kidul mengolah tari baru yang berangkat dari rangkaian upacara adat yang biasa banyak dilakukan di wilayah Gunung Kidul dan masih dilestarikan hingga saat ini yang juga menjadi identitas dari Gunung Kidul. Memperkenalkan budaya

. Kelompok Bantul 1...

Aseti Magz Edisi April 22

RAKERDA

DPD Aseti Prov. Banten dalam perjalanannya terus berbenah dan bersinergi dengan pihak-pihak terkait lainnya, hal ini dilakukan untuk menemukan bentuk

Baca »
Aseti Magz Edisi April 22

BISETA

BISETA  ( Bincang Seniman Tari ),  sebuah forum ngobrol santai yang diinisiasi ASETI Yogyakarta bekerjasama dengan Kundha Kabudayan Dinas Kebudayaan

Baca »
No more to show