Dari ragam gerak tersebut dapat diketahui bahwa ada sebanyak 14 gerak pokok dan 2 gerak transisi. Pada Tari Kang Aji gerak pokok yang merupakan ragam gerak dasar dilakukan dengan beberapa kali pengulangan dan sebelum berganti ke gerak pokok selanjutnya dilakukan sebuah gerak transisi.
Pada praktiknya dalam tari Ragam Dasar Topeng Betawi atau tari Kang Aji, gerakan-gerakan tersebut dilakukan sesuai dengan irama pengiring musik Kang Aji dan terdapat beberapa pengulanan gerak. Namun pada inovasinya sebagai dasar pijakan gerak, kesekian ragam gerak tersebut dapat dikembangkan dan dijadikan patokan gerak bagi para koreografer, penata tari ataupun sutradara yang ingin mengembangkan gerak-gerak Topeng Betawi ke bentuk yang lebih luas, kreatif dan eksploratif tanpa menghilangkan bentuk aslinya.
Seiring perkembangan zaman dan berkembangnya inovasi dan kreativitas pencipta karya tari Betawi, tari Topeng Betawi berkembang sedemikian rupa sehingga terbentuk tari-tari kreasi baru betawi yang lebih inovatif dan ekspresif. Tidak hanya dari sajian bentuk karya tari tapi juga elemen pendukung tari serta makna dan pesan yang tersirat didalamnya.
Selain Tari Kang Aji terdapat beberapa turunan tari Topeng Betawi yang menjadi bagian dalam rangkaian pertunjukan seni Topeng Betawi seperti Tari Topeng Tunggal, Tari Lipet Gandes, Tari Gegot dan Tari Enjot-Enjotan.
Selain itu berkembang tari kreasi Topeng Betawi yang berpijak dari gerak-gerak Topeng Betawi lainnya seperti Tari Ronggeng Blantek, Tari Lambang Sari, Tari Gitek Balen, Tari Doger Amprok, dan lainnya. Kini beberapa turunan tari Topeng tersebut dijadikan standar kompetensi penari Betawi dengan jenjang bertingkat.
Tidak sedikit pula ditemukan...